Kamis, 18 April 2013

EMPAT WASIAT ALI BIN ABI THALIB

Sayyidina Ali bin Abi Tholib, sahabat sekaligus menantu Rasulullah saw mewasiatkan empat hal kepada putranya Hasan RA untuk senantiasa diingat dan dijadikan pegangan dalam kehidupannya.

1-❥ adalah bahwa paling berharganya kekayaan adalah akal dan bukan harta benda ataupun yang lainnya. Karena dengan akal, manusia bisa mencapai apa yang menjadi keinginannya dan dengan akal pula manusia akan mendapatkan harta kekayaan atau bahkan kehormatan. Tanpa akal, manusia tidaklah berarti. Akal pulalah yang menjadi pembeda antara manusia dengan binatang.

2-❥ disebutkan paling besarnya kefaqiran adalah kebodohan. Kebodohan bukan saja tidak adanya kecerdasan ataupun kepintaran dalam diri seseorang, akan tetapi orang yang tidak menggunakan akalnya dengan baik dan untuk hal yang baikpun merupakan sebuah kebodohan.
Kita tahu zaman jahiliyah dahulu kala, disebut jahiliyah bukan karena masyarakatnya yang bodoh akan tetapi lebih pada orang-orang yang tidak mau mengakui kebenaran Rasulullah padahal akal mereka membenarkannya. Jadi kebodohan itu merupakan kefaqiran yang paling akut. Seseorang yang “bodoh” tidak akan dianggap berharga dalam kehidupan sosialnya.

3-❥ adalah paling nistanya kesendirian yaitu kesombongan. Sifat sombong dan congkak tentunya tidak disukai oleh siapapun. Oleh karenanya seseorang dengan sifat sombong tidak akan disukai dan bahkan akan dijauhi oleh orang lain. Hal ini dikarenakan orang sombong akan sulit untuk bisa menghargai orang lain. Dia hanya bisa melihat kelebihannya sendiri tanpa menyadari kekurangan yang ada pada dirinya, dan sebaliknya dia selalu melihat kekurangan orang lain, tanpa melihat kelebihannya.

4-❥ paling besarnya kemuliaan seseorang itu terletak pada keindahan budi pekertinya. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhori disebutkan bahwa Rasulullah saw diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. 

Betapa penting dan mulianya orang yang berakhlak dan berbudi baik. Masih banyak orang yang meyakini bahwa kehormatan atau kemuliaan itu bisa didapat oleh sebab kekayaan, kecerdasan dan keturunan. Mereka tidak sadar jika kekayaan ataupun kecerdasan yang tidak diimbangi dengan akhlak yang baik bisa menjadi bumerang yang akan menjatuhkan mereka ke dalam kenistaan dan kehinaan.

Jadilah orang yang cerdas (berakal), dan janganlah jadi orang yang bodoh. Akan tetapi, meskipun engkau dikaruniani Allah kecerdasan dan akal yang sempurna, janganlah menjadi orang yang sombong, tetapi tetaplah menjadi orang yang berbudi pekerti yang mulia.  

20 Sifat Wajib bagi ALLOH

  1. Wujud artinya ada, mustahil Dia tidak ada.
  2. Qidam artinya tidak ada permulaan dalam wujud-Nya, mustahil ada-Nya permulaan.
  3. Baqa’ artinya tidak berkesudahan ada-Nya, mustahil ada-Nya berkesudahan.
  4. Mukhalafatuhu ta’ala lilhawaditsi artinya Dia berlainan dengan segala makhluk, mustahil Dia serupa dengan makhluk-Nya.
  5. Qiyamuhu binafsihi artinya Dia berdiri sendiri, bukan berdiri di atas zat lain, mustahil Dia berdiri di atas zat lain.
  6. Wahdaniyah artinya Dia Esa, mustahil Dia banyak.
  7. Qudrat artinya kuasa, mustahil Dia tidak kuasa.
  8. Iradat artinya menentukan sendiri dengan kehendak-Nya, mustahil Dia dipaksa.
  9. Ilmu artinya Dia tahu, mustahil Dia tidak tahu (bodoh).
  10. Hayat artinya hidup, mustahil Dia mati.
  11. Sama’ artinya mendengar, mustahil Dia tidak mendengar (tuli).
  12. Bashar artinya melihat, mustahil Dia buta.
  13. Kalam artinya berkata, mustahil Dia bisu.
  14. Qadiran artinya Dia dalam keadaan berkuasa mustahil Dia dalam keadaan tidak berkuasa.
  15. Muridan artinya Dia dalam keadaan mempunyai iradat, mustahil Dia dalam keadaan yang tidak mempunyai iradat.
  16. ‘Aliman artinya Dia dalam keadaan tahu, mustahil Dia dalam keadaan tidak tahu.
  17. Hayyan artinya Dia dalam keadaan hidup mustahil Dia dalam keadaan mati.
  18. Sami’an artinya Dia dalam keadaan mendengar, mustahil Dia dalam keadaan tidak mendengar.
  19. Bashiran artinya Dia dalam keadaan melihat, mustahil Dia dalam keadaan tidak melihat.
  20. Mutakalliman artinya Dia dalam keadaan berfirman, mustahil Dia bisu.